Rabu, 22 April 2015


Tradisi Ojigi di Jepang


 
Jepang merupakan negara yang sama dengan negara Indonesia. Selain sama-sama negera yang berbentuk kepulauan, Jepang dan Indonesia pun sama-sama memiliki banyak kebudayaan, adat-istiadat dan juga tradisi.

 
 


Salah satu budaya (tradisi) yang selalu dilakukan orang Jepang adalah Ojigi (membungkuk).
 
Membungkuk (お辞儀, ojigi) merupakan keadaan dimana setengah dari bagian tubuh dari kepala hingga punggung di turunkan ataupun direndahkan posisinya dengan keadaan lurus dan kedua tangan tegap diletakkan disamping tubuh (bagi laki-laki) dan tangan diletakkan diatas paha (bagi perempuan). Kebiasaan ini dilakukan orang Jepang untuk menunjukkan sikap hormat atau sopan santun kepada lawan bicara. Seperti salam, perkenalan, menunjukkan rasa hormat atau permintaan maaf .  Namun, terdapat pula hal yang harus diperhatikan saat melakukan Ojigi, yaitu jangan melakukan kontak mata karena akan dianggap tidak sopan, serta perhatikan jarak anda dengan lawan bicara sehingga tidak terjadi benturan kepala.
 
VIDEO contoh perilaku ojigi masyarakat Jepang dapat dilihat pada Link berikut ini:
 
Ojigi pun mempunyai banyak jenis, diantaranya sebagai berikut:
 
1. Mengangguk Pelan, 5 derajat
Merupakan anggukan kecil pada bagian kepala. Hal tersebut di lakukan saat sedang bertemu dengan teman lama, tetangga, atau keluarga dekat. Jika seseorang yang berpangkat tinggi (seperti Perdana Menteri atau Atasan), juga bisa mengangguk pelan seperti ini kepada orang-orang yang membungkuk ke mereka. Ini artinya orang lain lebih menghormati mereka, sedangkan mereka cukup mengangguk pelan saja untuk menerima penghormatannya.
 
2. Membungkuk Salam (Eshaku / 会釈), 15 derajat
Cara membungkuk ini sedikit lebih formal.  Caranya adalah dengan merundukkan bagian kepala hingga punggung condong ke depan sekitar 15 derajat. Hal tersebut dilakukan untuk memberi salam kepada orang lain.
 
 
3. Membungkuk Hormat (Keirei / 敬礼), 30 derajat
Ini adalah cara membungkuk yang sangat formal. Caranya adalah dengan merundukkan bagian kepala hingga punggung condong ke depan sekitar 30 derajat. Hal tersebut dilakukan  untuk menunjukan rasa hormat  kepada atasan di kantor, kepada orang-orang yang jabatannya lebih tinggi atau kepada mereka yang jauh lebih tua.
 
4. Membungkuk Hormat Tertinggi (Sai-keirei / 最敬礼), 45 derajat 

Ini adalah cara membungkuk yang mempunyai arti sangat dalam. Merupakan sikap permohonan maaf atas rasa bersalah yang sangat mendalam. Caranya adalah dengan merundukkan bagian kepala hingga punggung condong ke depan sekitar 45 derajat. Hal tersebut dilakukan untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan besar. Atau bisa juga digunakan untuk memberikan hormat kepada orang-orang yang sangat tinggi jabatan dan status sosialnya, seperti Kaisar Jepang misalnya.
 
5. Membungkuk Berlutut
 
Cara ini tidak terlalu sering dilakukan seseorang di muka umum, karena cara membungkuk seperti ini adalah cara membungkuk yang amat sangat dalam artinya. Orang akan berlutut seperti ini jika dia telah melakukan kesalahan fatal, seperti kesalahan yang mengakibatkan kematian orang lain. Ini juga merupakan cara orang-orang menghormati Kaisar di jaman dahulu.
 
Jenis-Jenis Ojigi
 
 
Perbedaan Antara Ojigi Pria dan Wanita

 
 
Ojigi Membungkuk

 
Intinya, semakin seseorang menghormati orang lain, semakin bawah pula cara seseorang tersebut membungkuk. Semakin besar perasaan bersalah seseorang kepada orang lain, semakin bawah pula bungkukkan yang dilakukan. Orang Jepang memang dikenal paling sering meminta maaf. Karena, bagi orang Jepang meminta maaf berarti mengakui kegagalan diri  atau mengaku bersalah, kita tampak enggan untuk meminta maaf sebelum terbukti siapa yang melakukan kesalahan. Tapi di Jepang, kata "egoisme" tidak ada tempat untuk berkembang. Di Jepang, meminta maaf dianggap sebagai kewajiban, meskipun belum tentu kamu yang bersalah. Permintaan maaf menunjukkan bahwa seseorang rela bertanggung jawab dan menghindari sikap menyalahkan orang lain.
Semakin tinggi jabatan seseorang, maka ia harus semakin berani meminta maaf jika ia atau bawahannya melakukan kesalahan. Makanya tidak heran jika banyak pejabat pemerintahan, seperti walikota, gubernur, menteri dan perdana menteri sekalipun yang membungkuk meminta maaf kepada publik dan akhirnya memilih mengundurkan diri daripada malu dibicarakan masyarakat. Hal tersebut yang seharusnya di contoh oleh masyarakat Indonesia.
 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar